Ikan Payangka - ikan kesukaan masyarakat seputaran danau Tondano
Ikan Payangka adalah ikan yang bernama ilmiah Ophieleotris aporos (nama ilmiah sesuai yang saya lihat dalam website yang terekomendasikan). Entahlah, apakah ikan Payangka ini tergolong ikan jadul (jaman dulu) atau bagaimana.
Saya tidak tau apa nama ikan ini di daerah lain. Yang jelas ikan ini hidup di air tawar, berpenampakan pipih seperti ikan lele, namun tidak berkumis dengan ukuran maksimal 17 cm dengan lebar sekitar 3.5 cm.
Saya pernah mendiskusikan tentang ikan ini dalam suatu grup masak di facebook, tapi rata rata tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Ada yang menyebutnya dengan ikan kutuk/betutu, memang secara fisik banyak persamaannya. Namun yang menjadi berbeda adalah tentang ukurannya. Dimana ikan kutuk/betutu dewasa ukurannya lebih besar dari ikan payangka. Juga ukuran kepalanya. Kepala ikan betutu lebih besar dari ikan Payangka.
Ada juga yang menyebutkan bahwa ini adalah ikan gabus. Ya, lagi lagi kembali ke ukurannya. Ikan Gabus dewasa berukuran besar, sedangkan ikan ini lebih kecil seperti yang sudah saya jelasakan di atas.
Yang agak bisa masuk logika saya, dengan ada yang menyebutnya Ikan Bujuk. Karena saat kita bicara tentang ukuran dan ciri ciri fisik ikan ini, memang cocok dengan apa yang namanya ikan Bujuk
Menurut nara sumbernya, ikan Bujuk ini hidup di perairan danau Toba, namun populasinya sudah berkurang. Ya kurang lebih sama seperti keadaannya di danau Tondano. Populasi ikan Payangka belakangan ini sudah mulai terancam akibat pertumbuhan enceng gondok yang tidak terkendali. Juga dengan adanya pendangkalan danau, semakin membuat populasi ikan ini terus berkurang. Wow, sayang sekali ya jika hal ini dibiarkan terus. Semoga ini menjadi perhatian pemerintah.
Sebetulnya gatal juga jari ini hendak membahas tentang lingkungan dan keberadaan danau Tondano sekarang ini. Hanya saja ini adalah web kuliner, jadi harus fokus pada Ikan Payangka dan aspek kulinernya.
Ikan Payangka ini secara fisik berwarna hitam dengan setrip merah ataupun kuning pada badannya. Daging berwarna putih dengan tekstur yang cukup keras jika sudah matang (keras loh ya bukan alot). Sehingga saya berkesimpulan bahwa ikan ini sepertinya enak jika diolah menjadi empek empek. Seperti yang pernah saya baca dalam beberapa tulisan bahwa awalnya empek empek sebetulnya terbuat dari ikan Gabus. (Mohon dikoreksi jika saya keliru).
Menurut saya juga ikan ini enak di tim bumbu Cina. Namun olahan masayarakat setempat untuk saat ini barulah sampai pada pengolahan bertajuk Selera Minahasa. Secara umum belum merambah ke tahap mencoba mengaplikasikannya dengan olahan non Minahasa. Ya, olahan “berpakem” orang Manado, yakni di goreng dan dimasak woku belanga. Jarang saya menemui ikan ini dibakar, walaupun pernah nyoba sih. Dan hasilnya, yaa kurang afdol. Tapi gak apa apalah yang penting sudah nyoba.
Menurut masyarakat setempat ikan ini berkhasiat untuk stamina, sama halnya dengan ikan malas/betutu. Sangat disarankan untuk dikonsumsi terutama bagi yang habis sakit dan sedang dalam masa pemulihan.
Mau lihat bentuknya?
Ini dia. Ikan ini tidak bersisik. Dan jika dibersihkan isi perutnyapun kecil dibanding dengan isi perut ikan laut.
Ini penampakannya dari sudut lain
Nah kalau yang ini … Ini versi Ikan Payangka Woku Belanga. Ahaa lezat bingiits.
Pingin tau resep Ikan Woku belanga? Yuk simak resepnya.silahkan klik. Resep ikan woku belanga
Resep ikan woku belanga ini sama untuk setiap jenis ikan. Yuk monggo di coba. Pakai ikan mujair, ikan kakap,ikan mas juga semuanya well oke.
Disinikami berbagi. Enjoy and happy cooking
Pingin tau ulasan kuliner non resep khas Minahasa lainnya? Lumayan untuk lebih mengenal budaya dan istilah uliner tanah minahasa. Yuk simak artikel di bawah
- Sekilas tentang bumbu woku
- Yuk simak tentang bumbu woku, kinetor dan tinorangsak. Bedanya dimana sih?
- Yuk mengenal lebih dekat dengan cakalang fufu
- Rampa rampa campur itu apa sih?
0 Response to "Ikan Payangka - ikan kesukaan masyarakat seputaran danau Tondano"
Posting Komentar